Senin, 05 Januari 2009

Al Qur'an & Iptek

Sebagian orang yang rendah pengetahuan ke-Islamannya beranggapan bahwa Al Qur’an adalah sekedar kumpulan cerita-cerita kuno yang tidak mempunyai manfaat yang segnifikan terhadap kehidupan modern, apalagi jika dikorelasikan dengan iptek saat ini. Al Quran menurut mereka cukuplah dibaca untuk sekedar mendapat pahala bacaanya, tidak untuk di gali kandungan ilmu di dalamnya. Apalagi untuk dapat menjawab permasalahan-permasalahan dunia modern dan diterapkan dalam segala aspek kehidupan, hal itu adalah sesuatu yang nonsense.
Anggapan-aanggapan di atas merupakan indikasi bahwa orang tersebut tidak mau berusaha untuk membuka Al Qur’an dan menganalisis kandungan ayat-ayatnya. Oleh karenanya, anggapan tersebut sangat keliru dan bertolak belakang dengan semangat Al Qur’an itu sendiri.

Bukti-bukti di bawah ini menunjukan yang sebaliknya :

  • Bahwa wahyu yang pertama diturunkan Allah SWT kepada nabi-Nya Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca atau belajar (Q.S 96 : 1-5) dan menggunakan akal, bukan perintah untuk shalat, puasa atau zikrullah. Demikian tinggi hikmah turunnya ayat ini, menunjukan perhatian Islam yang yang besar terhadap ilmu pengetahuan.

  • Bahwa allah SWT mengangkat manusia (Adam as) sebagi Khalifah-Nya di muka bumi dan bukan para malaikat-Nya sebab adanya ilmu pengetahuan (Q.S 2 : 21-22). Dengan kelebihan ilmu penegtahuan itu, Allah SWT memuliakan Adam as sehinga memerintahkan para malaikat-Nya untuk bersujud kepada Adam as.

  • Manusia yang memiliki derajat paling tinggi disisi Allah SWT adalah manusia yang memiliki iman dan ilmu (Q.S 58 : 11). Mengapa? Karena iman membawa manusia kepada ketinggian di akhirat (fi akhirati khasanah), dan ilmu membawa manusia kepada ketinggian dunia (fid dunya khasanah).

  • Syarat manusia yang berhak diangkat menjadi pemimpin dalam Islam ada dua hal yaitu: lmu yang tinggi dan fisik yang sehat (Q.S 2 : 247). Ini menunjukan betapa tinggi penghargaan Islam kepada nilai-nilai ilmu dan nilai-nilai kesehatan. Bahkan Allah SWT melarang manusia untuk melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan tanpa memiliki ilmunya (Q.S 17 : 36). Artinya, bahwa islam sangat menghargai spesalisasi dalam berbagai bidang ilmu dan menganjurkan umatnya untuk menjadi seorang yang professional sesuai dengan bidang keilmuan msingmasing (menjadi expert dalam bidangnya).
Bukti-bukti yang lain bahwa Islam concer dengan IPTEK.



Sebagaimana kita lihat, penilitian mengenai rincian petunjuk-Nya dengan mengamatialam dan fenomena yang terjadi di alam semesta menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan. Kita perlu mengingat beberapa ayat berikut, ini untuk menyadari bahwa penciptaan ilmu pengetahuan merupakan salah satu kewajiban kita sebagai khalifah diatas bumi.



“Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Alloh kepadamu (kebahagiaan) negeriakhirat, dan janganlah kamu melupakan bagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Alloh telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka bumi). Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S 28:77)
“Ia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat) perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangantahun dan perhitungan (waktu). Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepadaorang-orang yang mengetahui .” (Q.S 10:5)
“Katakanlah : Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaatkekuasaan Alloh dan Rasul-Rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Q.S 10:101)
“Maka apakah mereka tidak perhatikan unta bagaimana dia diciptakan? Dan gunungbagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (Q.S 88:17-20)
“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman-tanaman; zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenarada tanda-tanda (kekuasaan Alloh) bagi kaum yang memikirkan.” (Q.S 16:11)
“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yangdemikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Alloh)
bagi kaum yang memahaminya.”(Q.S 16:12)




Jelas ayat-ayat ini membimbing manusia ke jalan yang benar untuk penciptaan ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan merupakan kumpulan rasionalitas manusia secara kolektif didasarkan atas pengamatan, pengukuran yang akurat, analisis data yang kritis dan penalaran yang logis.
Posisi AIK dalam sistem penurunan ilmu.

AIK merupakan salah satu kelompok ilmu fardu’ain yaitu yang wajib dipelajari karena berisi akidah, ibadah, akhak dan lain-lain. Semua ilmu berasal dari Allah swt begitu juga dengan AIK merupakan suatu cabang mata kuliah untuk membentuk kepribadian religius mahasiswa melalui dosen-dosen yang sudah mengetahui sebelumnya. Ilmu tersebut kemudian disalurkan ke mahasiswanya dan kemudian akhirnya dapat dijadikan pedoman hidup mahasiswanya untuk menghidupi ilmu dalam bidang yang ia pelajari.

Pentingnya (urgensi) mempelajari mata kuliah AIK

Sebagai khalifa dimuka bumi, manusi berkewajiban menuntut ilmu sebagaimana haditsberikut:“Tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina.”Dengan memepelajari AIK kita tidak hanya tahu mengenai ajaran agama saja tetapisehingga mahasiswa kita adalah calon pemimpin, baik dalam bidangnya maupun dalammasyarakat. Bagaimana kita akan memimpin dengan baik apabila kita tidak menguasai teori keduniaan / bidang kita tanpa menguasai nilai religius yang sebanarnya sangat penting.



Kesimpulan




Tidak di ragukan lagi Al Qur’an merupakan peletak dasar kemajuan IPTEK. Saat ini banyak dari hukum-hukum alam yang disingkapkan pada masa ini dimana beberapa hal yang tidak diketahui sebelum ini di alam dan tetang manusia telah dapat diketahui. Bagaimanapun, dengan semua itu, kita tidak mampu sama sekali mengetahui dan memastikan secara meyakinkan kapan kehidupan ini akan berakhir, terjadinya hari kiamat, dan bumi serta langit akan diganti bukan seperti bumi. Ketidak mampuan manusia karena ketiadaan ilmu untuk menjawab merupakan mukjizat Al-Qur’an, sehingga diperlukan pengkajian lebih mendalam, namun tanpa kegiatan berpikir dan penelitian serius, kita tidak akan menemukan keutuhan pesan ilmiah Al-Qur’an dalam bidang tersebut. Seiring dengan kegiatan berpikir ini kita dituntut memiliki kesadaranspiritual dan moralsehingga tidak tercerabutdari eksistensinya sebagai hamba Allah yang memiliki jiwa IMTAK (iman dan Takwa).